Rabu, 01 November 2017

JUAL BELI SEWA ALAT USAHA KUDUS & SEKITARNYA

Kami melayani jual beli sewa gerobak usaha di wilayah kota Kudus dan sekitarnya, ada gerobak usaha angkringan, juice, gorengan, martabak, mie ayam bakso, es buah, dll. Informasi lengkap hubungi call/sms/wa 0811 275 4447 (Pak Kumis).
Image may contain: outdoor

Image may contain: outdoor

No automatic alt text available.

Hasil gambar untuk gerobak jus

Hasil gambar untuk gerobak angkringan

Hasil gambar untuk ukuran gerobak angkringan

Hasil gambar untuk ukuran gerobak angkringan

Hasil gambar untuk gerobak mie ayam bakso

Kamis, 27 Juli 2017

10 Cara Usaha Gorengan Beromzet Jutaan Rupiah


Usaha Gorengan banyak kita temui di berbagai tempat. Meski demikian masih banyak lokasi yang bisa kita jadikan ladang bisnis gorengan. Tidak hanya lokasi, setidaknya ada 9 faktor lain yang menjadikan pebisnis gorengan punya omset jutaan rupiah.

Peluang usaha semakin luas bersama dengan kian luasnya pangsa pasar. Tinggal menunggu para pebisnis memulai karirnya dari bidang yang mana. Bila anda yang ingin mengubah sesuatu yang ringan dan biasa menjadi tetap ringan tetapi memiliki nilai plus dan kreatif.
Maka layak apabila anda memikirkan kembali dalam membangun usaha, pasalnya salah satu ide cemerlang satu ini juga perlu menjadi salah satu referensi. Yaitu gorengan, anda mengenal salah satu jajanan yang kian marak dan mudah ditemui ini bukan??. Jajanan yang tak pernah habis terkikis oleh waktu.

Bisnis Gorengan


Dengan masa yang kian berubah dan semakin orang-orang berfikiran maju serta modern, jadi tidak ada salahnya bila anda juga mengikuti perkembangan zaman yang begitu pesat ini. Ini adalah beberapa hal yang membuat bisnis gorengan ini makin laris.
  1. Lokasi penjualan

Hampir semua tempat yang dilewati masyarakat bisa kita jadikan lokasi berjualan gorengan. Tidak harus di alun-alun atau pusat kota. Yang penting lokasinya ramai, parkir gratis, dan aman dari bahaya kebakaran.
Nilai plus jika anda bia berjualan di dekat toko lain. Misalnya di depan Indomaret, samping toko baju, atau di dekat toko buah. 

  1. Tidak perlu gedung yang mahal
Tidak perlu membuka restoran untuk sukses berjualan gorengan. Gerobak yang kecil pun bisa menjadi sumber penghasilan anda. Syarat utama sukses di bisnis ini adalah gorengan yang enak dan sehat

  1. Menggoreng dengan sehat

Beberapa waktu yang lalu banyak beredar info gorengan plastik. Sekarang masyarakat sudah mulai cerdik membedakan makanan yang sehat dan yang bukan. Anda pun harus menyajikan gorengan yang sehat agar pelanggan tidak lari ke penjual lain.
Selain menghindari campuran berbahaya di gorengan, anda juga  harus rajin mengganti minyak goreng. Minyak goreng ng sudah terlalu hitam umumnya menyajikan rasa yang aneh dan terkesan tidak higienis.
  1. Modal relatif kecil
Gas elpiji dan kompor     = 300.000
Peralatan menggoreng    = 190.000
Pisau                              =      6000
Modal Bisnis Gorengan = 996.000

  1. Keuntungan menggiurkan

Dengan modal kurang dari 1 juta. Bisnis ini menawarkan balik modal kurang dari 1 bulan. Keuntungan yang besar ini membuat banyak sekali kita temui pebisnis gorengan di sekitar jalan raya. Berikut ini rincian penghasilan mereka dalam satu hari :
Total penghasilan : 300×700   = 210.000
Bahan baku                           = 148.000
Biaya parkir gerobak              = 2.000
Penghasilan bersih : 60.000/hari atu 1.800.000 perbulan.
  1. Gorengan untuk semua orang
Semua kalangan suka gorengan. Hanya yang takut kolesterol yanng menghindarinya. Siapapun itu, tua muda, miskin kaya, cantik ganteng, semuanya suk gorengan. Makan ini sudah jadi camilan khas Indonesia.

  1. Gampang membuatnya
Membuat gorengan tu mudah. Hampr semua orang bisa. Oleh karena itu, penting bagi sobat untuk memberi nilai tambah agar gorenganmu laku keras.

  1. Riyadh : bisnis gorengan beromzet 120 juta

Pemuda asli Surabaya ini mampu menjual gorengan dengan penghasilan yang fantastis. 120 juta perbulan. Margin keuntungan sekitar 40%. Pemuda ini dinobatkan sebagai entrepreneur muda  oleh Kemenkop UKM pada tahun 2010
Bisnis gorengannya yang bersih dan dipackaging dengan rapi ini mampu menarik pembeli dari berbagai kalangan. Gerobaknya yang unik juga bisa digunakan untuk menjual gorengan riyadh di mall maupun di pinggir jalan
  1. Waralaba
Nah kalau kamu sudah sekeren Riyadh. Punya resep rahasia dan brand unik. Kenapa tidak memulai waralaba.

  1. Peluang usaha gorengan unik
Peluang usaha gorengan unik dan modern makin banyak lho. Dari mulai jamu crispy, kentang kriuk, sampai dengan ide baru lainnya. Nah untuk membaca mengenai gorengan unik, silahkan ke : Usaha Gorengan Unik dan Modern – Makin menggiurkan.

Duh, Cantiknya Gadis Belia Binjai Penjual Gorengan Ini



Masih berstatus pelajar, belia, memiliki wajah cantik dan berjualan gorengan hadir dala sosok Indri Tri Wardani (16).
Yah, siswi SMAN 2 Binjai, Sumatera Utara sudah berjuang keras menjual gorengan menggunakan gerobak.
Kisah ini turut diviralkan oleh salah seorang pengguna Facebook bernama Ideahmadi.

Diunggah pada 25 Agustus 2016, Ideahmadi memposting sebuah gambar wanita muda dengan senyum manisnya sibuk meladeni penjual.
"Heboh.....Tukang gorengan cantik
Tengku indri 16 tahun, siswi SMU 2 binjai
Ini menjawab pertanyaan wartawan NET TV, MNC TV dan metro Tv mengaku tidak malu dgn pekerjaanya yang penting halal dan bisa melajutkan sekolah. Indri berjualan mulai jam 16 sd 18 di simpa kartini binjai
Ia di pilih oleh @arabika.coffee sebagai #youthfoodpreneur of the month
# tukanggorengancantik," tulis Ideahmadi.
Selain postingan teks pada Facebook, Ideahmadi juga menyertakan video singkat.
Dalam video yang diunggah oleh Ide Ahmadi di YouTube, memperlihatkan sosok Indri tak malu mendorong gerobak untuknya berjualan.
Tampak ia juga ramah melayani pertanyaan wartawan dengan senyum khas-nya.
Sementara itu menggapi postingan Ideahmadi di Facebook, beberapa netizen memuji paras manis Indri dan juga kemauan berjualannya.
"Selamat ya adek yg cantik semoga sukses buat adek ,benar kata adek tsb gitu boleh di contoh buat generasi jgn bermalas2san kl kita mau maju ,semoga adek tsb bisa sukses kedepan dan menjadi pengusaha yg handal.....Amin," tulis Irhamsyah Putra Pohan.
"gw liat dipostingan ini yg paling ditonjolkan "mungkin" karna dia "cantik" tapi gk gengsi/ gak malu buat jualan gorengan, ya bisa kita liat dilehidupan sekeliling kita generasi mudanya. anda bisa nilai sendiri. klo gw sih salut buat nih anak kalo emang "beneran" ," komentar akun Ardi Prayoga .
"Senyum nya manis bangeer," tulis Herrie Kusumayadi.
Ada pula netizen yang justrui menyoroti prospek jualan gorengan.
"Tukang gorengan penghasilan perbulannya bsa lebih gede lo dari pegawai kantoran biasa," tulis Eka Yuliana.

Sambil Jual Gorengan Untuk Kuliah, Mahasiswa Ini Sukses Raih Cum Laude


Susi  Sianturi mengungkapkan jika dirinya begitu terharu dan sangat gembira kala pembawa acara dalam upacara Wisauda Mahasiswa Institut Pertanian Bogor ( IPB ) menyebutkan nama dirinya dan juga orang tuanya.

Susi Sianturi yang merupakan Mahasiswa S-2 IPB dalam acara wisauda itu berhasil lulus dengan Predikat cum laude. Susi mengaku untuk mendapatkan predikat tersebut ia harus berjuang dan tidak mendapatkannya dengan mudah.

"Saat S-1, Saya juga mengambil mata kuliah jurusan Peternakan di IPB. Dan kemudian saya nyambung lagi ke S-2 masih di IPB." Ucap Susi Sianturi dengan nada gembira pada, Rabo ( 23/03/2016 ).
Susi pun tidak lantas tanpa cerita yang mengharukan dalam proses tercapainya cita - citanya tersebut, Saat Kuliah S1 pada sembilan tahun yang lalu, Susi Sianturi harus melakukan hal yang tidak di sangka sebelumnya, di mana ia harus berjualan Pisang Goreng lantaran kedua orangtuanya yang tinggal di Tapanuli Utara, Medan hanya mampu memberikan Susi Uang bulanan sebesar Rp. 300.000,-


Rp. 30.000,- itu pun di gunakan dengan sebaik - baiknya yang mana di gunakan Susi untuk keperluan kuliahnya dalam sehari - hari. Dan ketika memasuki semester ketiga Susi bersama dengan teman - temannya membuat sebuah usaha kecil - kecilan. Di mana pada setiap hari libur Susi dan juga teman - temannya menjual perabotan yang dibutuhkan para Mahasiswi. "Jadi, setiap hari minggu, saya bersama teman berjualan dengan membuka Stan seperti itu. Dan Hasilnya bisa membantu biaya kuliah." Imbuhnya.
Dan di Semester 4 Susi Sianturi mencari uang tambahan dengan menjadi seorang guru les siswa SD dan juga SMP. Penghasilannya pun cukup besar meski pun hanya guru Les yaitu sekitar Rp. 900.000,- Setiap bulannya.

Dan setelah lulus dengan nilai IPK 3,32. Susi pun bekerja di sebuah perusahaan Peternakan sebagai seorang Marketing Obat ternak. Kemudian Tanpa pikir panjang Susi memilih untuk berhenti bekerja dan melanjutkan kuliah S-2.
Program S-2 Susi berhasil diselesaikan oleh Susi dengan bantuan Beasiswa dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ( Dikti ). Usai menimba ilmu selama dua tahun Di Juruan Ilmu Produksi & Teknologi Peternakan ( IPTP ) Fakultas Peternakan, Susi Sianturi berhasil lulus dengan Predikat membanggakan Cum Laude dengan IPK yang sangat tinggi yaitu 3,91.
"Saya ingin S-2 lantaran memiliki keinginan menjadi Dosen terlebih beasiswa ini memang merupakan program untuk pra-dosen. Saya bercita - cita menjadi pegawai Negeri Sipil ( PNS ) seperti yang sudah di impi - impikan kedua orangtua ." Ucap Susi Sianturi yang sudah memiliki dua orang anak ini seperti dilansir tribunnews Pada 23/03/2016


Susi Sianturi menceritakan kisahnya yang mana saat memasuki semester 1 dan 2 Susi hanya berjualan Pisang Goreng dagangannya di lingkungan Asrama Putri saja dan hal itu dilakukannya usai Sholat Subuh. Dan Lumayan kala itu ia berhasil mendapatkan uang sebesar Rp. 30.000,- per hari.

Memasuki Semester Akhir Susi menginginkan untuk mendapatkan beasiswa, "Beasiswa itu merupakan beasiswa untuk Mahasiswa yang kurang mampu, akan tetapi hal itu baru didapatkannya saat akhir kuliah hingga lulus."

Susi sendiri mengaku motivasinya melanjutkan S-2 lantaran dirinya ingin menjadi seorang Dosen seperti yang sudah dicita - citakan oleh kedua orang tuanya.

Semoga semangat Susi Sianturi dalam mencapai mimpinya ini bisa menjadi motivasi dan juga Inspirasi bagi sobat semuanya. Bantu share juga yuk sobat :) Terima Kasih

KISAH SUKSES Asnawi, Mahasiswa UMY Jadi Sarjana dari Jualan Gorengan



Asnawi, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta asal Bangka, lulus sarjana dengan berjualan gorengan. Asnawi berhasil meraih gelar sarjana ekonomi dengan meraih IPK 3,39.


"Saya pernah bernazar dulu, kalau saya lulus, saya akan pakai toga dengan membawa dagangan ke kampus. Saya ingin menunjukkan, penjual gorengan juga bisa menyelesaikan kuliah. Saya membayar kuliah dan membiayai hidup saya juga pakai ini," kata Awi, panggilan akrabnya, kepada wartawan di Kampus Terpadu UMY di Tamantirto, Bantul, Selasa (14/2/2017).

Awi kemudian bercerita, saat wisuda periode II pada hari Sabtu (11/2) lalu, dia mengenakan toga sambil membawa pikulan dan dagangan gorengan berupa tahu, tempe, dan bakwan di Sportorium UMY.




Dagangan itu bukan lagi dijual seperti hari-hari biasa, namun dibagikan kepada orang-orang di sekitarnya, baik mahasiswa, orang tua/wali mahasiswa, petugas satpam, hingga tukang parkir.


Dia menjajakan gorengan di sekitar tempat kos, tidak jauh dari kampus tempat berkuliah. Dia berjualan gorengan tidak mengganggu perkuliahan. Tugas-tugas kuliah tetap dikerjakan di tengah kesibukannya berdagang.

"Tugas tetap saya kerjakan, namun kalau harus meninggalkan berjualan ya saya tinggalkan," katanya.


Awi mulai berjualan gorengan pada tahun 2006. Waktu itu, dia harus menanggalkan keinginannya melanjutkan sekolah ke SMA. Setelah lulus SMP, dia harus ikut kedua orang tuanya merantau berjualan gorengan. Selama empat tahun itu pula Awi berjualan gorengan, berpindah-pindah, dan jauh dari kampung.


"Sekolah terhenti dan saya tidak bisa melanjutkan sekolah," katanya.

Baru pada tahun 2009, Awi bisa melanjutkan SMA, meski dari sisi usia sudah agak telat. Namun hal itu tidak membuatnya patah semangat. Dia tetap bersyukur dan menjalaninya hingga lulus SMA.

Menurutnya, pada tahun 2010, saat kenaikan kelas XI SMA, ia dipercaya sekolah untuk mengikuti program pertukaran pelajar ke Yogyakarta. Dia mengikuti program pertukaran pelajar dan ditempatkan di SMKN 7 Yogyakarta.

"Dari situ saya mulai berkeinginan melanjutkan kuliah di Yogyakarta," katanya.

Dia anak kedua dari tiga bersaudara. Kedua saudara perempuannya juga berjualan untuk menghidupi dirinya masing-masing. Kakak perempuannya mempunyai usaha menjahit, sedangkan adik perempuannya berjualan baju dan kaus.

Untuk menjalani kuliah dan berjualan, Awi mengatur waktunya dengan detail. Setiap hari ia harus bangun pukul 04.00 WIB, kemudian melanjutkan salat subuh. 

Setelah salat subuh, ia mulai menyiapkan bahan untuk berjualan. Awi menuju pasar membeli bahan-bahan untuk jualan dan meracik bumbunya. Pada pukul 06.45 WIB, ia sudah harus menyelesaikan pekerjaannya dan menyiapkan dagangannya sebelum berangkat kuliah.

Sepulang kuliah pada pukul 12.30 WIB, dia mulai membuat adonan, lalu menjajakannya dengan berkeliling kampung. Awi menghabiskan waktu berjualan di sekitar kampus hingga pukul 18.00 WIB. Malam hari dilanjutkan untuk kuliah malam jika ada perkuliahan.

"Hari Minggu libur untuk refreshing dan istirahat," katanya.

Pada awal berdagang, Awi mengaku tidak kuat atau putus asa karena dagangan tidak laku. Sebelum berjualan gorengan, Awi sempat berjualan pempek dan mi ayam. 

Setelah beralih menjual gorengan, keuntungan yang didapatkan setiap harinya bisa dikatakan cukup besar. Setiap hari rata-rata ia mendapatkan keuntungan dari berjualan gorengan sebesar Rp 300 ribu.

"Setelah itu pelan-pelan usahanya naik. Saya bisa membiayai hidup dan pendidikan sendiri, tanpa meminta uang dari orang tua," katanya.

Awi mengaku, ketika ingin melanjutkan sekolah yang lebih tingi, ada beberapa tetangga yang meremehkan, menghina, bahkan mencacinya.

"Saya pernah dihina. Saya ingat sekali perkataan salah satu tetangga, 'Kamu keahliannya hanya buat gorengan saja, nggak mungkin kamu bisa menyelesaikan pendidikan tinggi,'" katanya.

Saat ini dia ingin melanjutkan pendidikan hingga jenjang S-2, bahkan ingin melanjutkan S-2 di luar negeri.

"Saat ini saya mau pulang kampung dulu sambil mencari pekerjaan di samping berjualan gorengan lagi dengan orang tua. Saya juga ingin mencari beasiswa S-2 ke luar negeri. Saya lebih berminat jadi wirausaha, walau dulu waktu kecil ya cita-citanya jadi presiden," kata Awi tertawa. 

Jumat, 05 Mei 2017

STOK GEROBAK USAHA YANG DISEWAKAN APRIL 2017

STOK GEROBAK USAHA YANG DISEWAKAN MEI 2017

Sewa Gerobak Usaha untuk daerah kota Kudus dan Sekitarnya.

Gerobak usaha gorengan 3 unit.

Harga sewa gerobak 
Rp. 200.000,-/ bulan (Gerobak saja)
Rp. 250.000,-/ bulan (Gerobak + Peralatan, Perlengkapannya)

Sewa bisa dibayarkan didepan atau perminggu,
Info lebih jelas hubungi : 0811 275 4447