Jumat, 05 Mei 2017

STOK GEROBAK USAHA YANG DISEWAKAN APRIL 2017

STOK GEROBAK USAHA YANG DISEWAKAN MEI 2017

Sewa Gerobak Usaha untuk daerah kota Kudus dan Sekitarnya.

Gerobak usaha gorengan 3 unit.

Harga sewa gerobak 
Rp. 200.000,-/ bulan (Gerobak saja)
Rp. 250.000,-/ bulan (Gerobak + Peralatan, Perlengkapannya)

Sewa bisa dibayarkan didepan atau perminggu,
Info lebih jelas hubungi : 0811 275 4447








Penjual Gorengan Untung Bersih Rp 12.000.000.

Ya, Ramadhan adalah bulan yang membawa berkah bagi setiap orang. Pada bulan Ramadhan ini, biasanya para pelaku usaha mengalami peningkatan omset yang drastis. Salah satunya yang paling merasakan adalah Mang Agus. Pria berperawakan mungil asal Majalengka, Jawa Barat ini tak sengaja saya temui saat menepi untuk berbuka puasa dalam sebuah perjalanan menuju liputan ke Sawangan, Depok. Seperti biasa, saat dalam perjalanan, saya memang terbiasa berbuka puasa ala kadarnya dengan teh botol dan gorengan untuk mengganjal rasa lapar.

Melihat dagangannya tinggal sedikit, timbul rasa penasaran saya, sebenarnya berapasih pendapatan tukang gorengan kayak si Mang Agus ini? Saya pun akhirnya membuka percakapan dengan dirinya. Mang Agus bercerita banyak, termasuk tentang berkah Ramadhan yang ia rasakan tahun ini.
Mang Agus memang patut bersyukur. Betapa tidak, sejak datangnya bulan Ramadhan, pendapatannya meningkat lebih dari 100%. “Kalau hari-hari biasa sih, paling dapetnya cuma Rp. 300.000,-, tapi kalau bukan Ramadhan gini, sehari saya bisa ngantongin Rp. 700.000,- mas” Tutur Mang Agus. Ia juga menambahkan, supaya bisa ngantongin Rp. 700.000,- ia harus menjual sekitar 1200 buah gorengan yang ia bagi ke dalam beberapa jenis, yaitu; tahu isi, bakwan, singkong, pisang goreng, pisang molen, pisang cokelat, risol, dan gandasturi. Setelah mendengar penjelasannya, saya jadi semakin penasaran, “berapa modalnya si Mang Agus ya untuk jualan segitu banyak gorengan?”
“Satu biji gorengan itu modalnya Rp. 300,- sampai Rp. 400,-, dijualnya Rp. 600. Jadi kalau dihitung per bulan, saya bisa ngantongin untung bersih sekitar Rp. 12.000.000,- saat bulan Ramadhan” Jabar Mang Agus sembari menggendong anaknya yang baru berusia 2 tahun .
Saya jelas tersentak mendengar pengakuannya, “Kalah gaji gue sama tukang gorengan”, desis saya dalam hati. Memang mungkin bagi sebagian orang profesi Mang Agus tidak elit, namun ternyata pendapatannya setara dengan gaji manajer-manajer perusahaan menengah atas.
Karena saya harus melanjutkan perjalanan menuju Sawangan, penjabaran Mang Agus tersebut kemudian mengakhiri perbincangan kami berdua. “Apa jadi tukang gorengan aja gue?”

Kisah Penjual Gorengan Sukses 2

Bisnis gorengan sering identik dengan usaha remeh- temeh untuk dijalani. Usaha kecil- kecilan yang dianggap tak menghasilkan sesuatu. Tapi siapa sangka bisnis ini bisa berbalik 180 derajat. Bisnis kecilan juga bisa jadi jutaan bila anda kreatif. Kisahnya, kisah sukses H. Yusuf Amin, pengusaha gorengan Cendana asal Cirebon. Apakah ada hubunganya dengan pohon cendana. Tidak, tidak ada hubungan dengan pohon cendana.

Lalu, apakah berhubungan dengan keluarga cendana. Tentu saja tidak ada hubungan sama sekali. Nama gorengan Cendana tak ada hubungannya dengan pohon cendana. Tidak pula ada hubunganya dengan mereka Keluarga Cendana yang ada di Jakarta. Nama gorengan ini hanyalah istilah yang diberikan oleh masyarakat kota Bandung kepada gorengan olahan H. Yusuf.

Kebetulan penjual gorengan yang satu ini berjualan di Jalan Cendana Kota Bandung. Hanya dalam sehari ia bisa menghasilkan omzet hingga Rp.3 juta. Omzetnya bisa bertambah sampai Rp.4 juta lebih disaat bulan Ramadhan tiba. Untuk menjajakan gorengan ini, Yusuf hanya bermodal satu gerobak besar dengan saung terpal di pinggir Jalan Cendana. Dia mulai membuka lapaknya dari pukul 3 sore sampai pukul 9 malam. Dia dibantu 10 orang yang didatangkan dari kampung halamannya.

Mencari kerja di Bandung


Selama enam jam berjualan Yusuf akan membutuhkan 1 kwintal pisang tanduk, 2000 tahu, 75 kg tepung terigu, 45 kg ubi, 4 kg kacang hijau, 40 butir nanas serta 10 lonjor tempe. Kisah bisnis gorengan H. Yusuf yang telah dimulai ketika ia menikahi seorang gadis di kampung halamanya di Cirebon. Pemuda yang tak tamat SD ini menikahi seorang gadis bernama Sumarni.

Orang tuanya serta merutuanya hanyalah buruh tani kala itu. Sehingga pria kelahiran 11 September 1952 ini ikut membantu di sawah. Setahun kemudian kemarau panjang melanda desanya. Apalagi ditambah sang istri yang tengah hamil tua. Yusuf harus melakukan sesuatu. Ia lantas merantau ke Bandung dengan berat hati meninggalkan istri. Disana, di Bandung, ia tinggal bersama kakak sepupunya bernama Maripah di daerah bernama Cihaurgeulis.

Dengen bermodal gerobak pinjaman dimulailah perjalanan bisnisnya. Usaha yang dimulai dengan berdagang sekoteng hangat. Setiap malamnya usai sholat Isya, Yusuf akan mulai menjajakan dagangannya sambil mendorong gerobaknya. Dia mendorong dari satu daerah ke daerah lainnya yang jaraknya puluha kilo. Pukul 02:00 dini hari Yusuf barulah akan pulang ke rumah.

Setelah anaknya berusia delapan bulan, ia mengajak istri dan anaknya ke Bandung. Mereka masih tinggal di tempat yang sama di Cihaurgeulis. Yusuf menggunakan uang hasil berjualan sekoteng untuk menyewa tempat. Hanya cukup untuk menyewa bekas jongko pasar. Meski sebenarnya tak layak huni, mereka tetap bertahan bersama sebagai keluarga. Sisa uang hasil sekoteng digunakannya untuk membeli gerobak sekoteng milik temannya itu.

Dua tahun sudah ia berjualan sekoteng, namun tidak menghasilkan sesuatu untuk keluarga kecilnya. Itu tak menghasilkan kesejahteraan mereka. Dia kembali memutar otak mencari cara. Dari sebuah ajakan temannya, H. Yusuf Amin membuka usaha gorengan pertamanya di tahun 1977. Sebuah gerobak gorengan yang dibelinya seharga Rp.67.500. Dia memulai usahanya di Jalan Ciliwung, Bandung. Sayang, usahanya itu hanya bertahan satu malam.

Bekerja keras


Alasannya menutup jualannya di Jalan Ciliwung mungkin terdengar menggelikan. Yusuf tak tega berjualan di sana ketika ada seorang ibu yang juga berjualan gorengan. Setelah berkeliling Kota Bandung, barulah Yusuf menemukan tempat di Jalan Cendana. Bersama istri tercinta dan anaknya yang barulah dua tahun, Zackia Yamani, mereka bersama membangun usaha gorengan mereka disana.

Yusuf menjadi bersemangat karena dukungan keluarga. Dia membuka lapaknya selepas menunaikan sholat Dzuhur hingga pukul 10 malam. Meski awalnya selalu mengalami kerugian tak membuatnya berhenti. Alhasil dia berhasil mengumpulkan untung. Tahun demi tahun usaha Yusuf berjalan dengan berbagai halang rintang. Dia tetap belajar. Bisnisnya pun dikenal, masyarakat menamai gorengannya Cendana. Gorengen Cendana pun dikenal oleh masyarakat luas.

Tak ada resep rahasia dalam gorengannya. Hanya ada ketekunan dan selalu menjaga kualitas serta cita rasa. Akhirnya dia sukses mebawa nama gorengan Cendana menjadi terkenal. Gorengannya digemari tidak hanya orang biasa, juga mereka para anggota DPRD Jawa Barat membeli gorengannya. Yang paling spesial dari jualannya adalah gorengan pisang. Paling nikmat untuk menemani rapat- rapat di malam hari. Singkatnya nama dari gorengan Cendana ini membawa hoki.

Tidak hanya orang biasa, pejabat juga menyukainya. Mereka bahkan rela antri untuk mendapatkan gorengan panas yang baru. Apalagi di bulan Ramadhan. Gorengan Cendana ini pun digemari mereka para pendatang asal Jakarta dan Surabaya. Apalagi media masa membantu mengisahkan perjuangan si empunya. Apa yang membuat gorengan Cendana berbeda ialah warnanya yang coklat keemasan. Gorengannya tak menyerap banyak minyak. Gorengan ini juga terasa lebih renyah.

Selain pisang goreng, tempat ini juga menyediakan jajanan lain khas Sunda, seperti tahu isi, combro, ada juga gorengan kacang hijau, gorengan nanas, serta gorengan tempe. Waktu terakhir jualannya itu dijual seharga Rp.600 rupiah. Berkat ketekunan dan kesabaran ia membuahkan hasil. Bulan Oktober 1983 atau sudahlah enam tahun setelah berjualan jajanan gorengan, Yusuf akhirnya mampu membeli sebuah rumah sederhana dari tabungan.

Dalam kurun waktu lima tahun kemudian, Yusuf Amin beserta istrinya telah berangkat ke Makkah untuk menunaikan rukun Islam ke lima. Sekarang H. Yusuf telah memiliki 5 buah rumah. Satu rumah ia dedikasikan untuk kepentingan umat dengan membuat Majelis Taklim ibu-ibu yang berasal dari Cirebon. Sisanya untuk anak-anak, serta karyawannya yang kini sudah mencapai 10 orang. Empat anaknya, ia kuliahkan hingga jenjang perguruan tinggi. Dua diantaranya sudah menjadi dokter umum.

H. Yusuf juga membuatkan rumah untuk orangtua dan mertuanya di Cirebon, lalu memberangkatkan mereka ke Makkah.

Kisah Sukses Penjual Gorengan

Kisah ini saya dapatkan dari tetangga saya yang sekarang bekerja di tempat orang sukses yang akan saya ceritakan ini, menurut penuturan tetangga saya, sang Bos adalah orang yang sangat baik dan dermawan, tidak membeda-bedakan makanan untu keluarganya dan untuk para pegawainya, jadi mereka makan bersama tanpa memandang status bos atau pegawai.

Dahulu ada sebuah keluarga miskin yang hidup di daerah pinggiran, rumahnya adalah rumah semi permanen dengan tembok yang terbuat dari tabag (anyaman bambu), mereka melangsungkan hidup dengan mencari rejeki di jalan, mereka adalah penjual gorengan di pinggir jalan. Ternyata kehidupan yang susah tidak membuat mereka minder untuk mengejar sukses, bermodalkan ketekunan dan tekad yang besar mereka terus menjalani bisnis gorengan tersebut.

Kesuksesan akhirnya datang kepada mereka yang mau bekerja keras, lama kelamaan dagangan mereka laku keras dan membuat mereka banyak mendapatkan keuntungan, hingga akhirnya ada satu dua dagangan tambahan yang mereka jajakan, mereka mulai menambahkan sayur untuk melengkapi dagangan mereka, dan respon dari para pelanggan ternyata bagus, mereka menyukai masakan sang penjual gorengan, dagangan mereka semakin hari semakin ramai saja hingga akhirnya mereka mulai kewalahan dalam mengurusi dagangannya.

Suatu hari akhirnya mereka mendapatkan pelanggan yang mempercayakan pesanan makanan kepada mereka, akhirnya hari itu sang penjual gorengan lembur untuk memenuhi pesanan makanan dari pelanggannya, menggunakan wadah sederhana (karena belum berpengalaman), mereka menyediakan makanan yang lezat untuk pelanggannya, dan respon dari pelanggan ternyata bagus, mereka puas dengan rasa masakan tersebut. Dari situlah mulai terbuka kesempatan penjual gorengan untuk berkembang, dagangan yang selama ini mereka jalani akhirnya tutup, mereka lebih memilih untuk membuka usaha catering, menyediakan makanan untuk kantor-kantor dan orang yang mebutuhkan. Semakin banyak pelanggan yang meminta pesanan makanan kepada mereka hingga akhirnya mereka sudah kewalahan dan meminta tetangga untuk membantu mereka. Satu, dua, tiga pegawai mulai mereka rekrut untuk membantu pekerjaan mereka, hingga sekarang mereka sudah memiliki sekitar 5 pegawai yang membantu menyediakan pesanan catering mereka yang setiap hari semakin bertambah.

Kini hidup sang mantan penjual gorengan tersebut sudah berubah, rumahnya sudah bagus dan mewah, mereka memiliki mobil, anak-anaknya bisa kuliah, dan yang paling saya takjub adalah mereka tidak membuang sikap sederhana mereka dan tidak menjadi sombong karena kekayaan mereka, motor yang dari dulu dijadikan teman perjuangan mereka juga tidak akan mereka jual, katanya itu motor adalah teman perjuangan dan memiliki banyak kenangan, berpapun harganya tidak akan dijual, kerennnn.

Kesuksesan datang kepada siapa saja yang Tuhan kehendaki, maka bersiaplah sekarang, siapa tahu kesuksesan sedang dalam perjalanan menuju kita yang mebaca kisah ini, apapun keadaan kita saat ini, sukses tidak memandang jabatan, rupa, status, sukses memandang mereka yang siap mengelolanya.

Jualan gorengan, mahasiswa ini raup untung Rp 120 juta per bulan


Semua orang tentu mengenal makanan gorengan. Bukan hal sulit menemukan penjual gorengan di jalanan. Tidak bisa dipungkiri, banyak orang yang doyan makan gorengan.
Fenomena ini rupanya ditangkap oleh Riyadh Ramadhan, seorang mahasiswa berusia 19 tahun, lulusan SMA Al Hikmah Surabaya. Dia jeli melihat makanan gorengan sebagai potensi untuk berbisnis.
Riyadh menceritakan, aktivitas bisnisnya sebenarnya sudah dimulai sejak dia duduk di bangku Sekolah Dasar. Ketika itu dia biasa menjual mainan anak-anak dan gambar tempel kepada teman-teman sekolahnya. Dia mengatakan inspirasi menjadi pebisnis didapat dari kedua orang tuanya yang juga pebisnis yang sukses mengelola lembaga pendidikan.
Proses Riyadh terjun ke bisnis makanan gorengan ini dimulai ketika dia masih berusia 16 tahun, saat masih duduk di bangku SMA. Tahun 2009, berawal dari hobi memasak dan melihat peluang usaha, dia berinisiatif menjual gorengan kepada teman-teman sekolahnya. Semua itu awalnya dia lakukan secara otodidak.
"Saya melihat di Surabaya banyak penjual gorengan, lalu saya berpikir untuk membikin sendiri," kata Riyadh.
Dengan restu dan izin kedua orang tuanya, Riyadh memulai bisnis gorengannya di sekolah. Awalnya dia sempat merasa risih dan malu karena banyak teman yang mengejeknya.
Namun dia tetap berpikir positif untuk terus mengembangkan bisnisnya. Setelah berjalan setahun ternyata bisnis gorengannya makin laris hingga dia berpikir untuk membuka kafe gorengan di mal.
Dengan bekal keuntungan setahun dan bantuan dana dari orang tuanya, Riyadh mulai membuka kafe gorengan di salah satu mal di Surabaya dengan nama Go Crunz. Di kafe itu dia menyediakan menu gorengan, seperti kentang, jamur, ayam, dan otak-otak ikan. Selain gorengan, dia juga menyediakan beragam pilihan minuman.
Dengan harga Rp 6.000-Rp 9.000 per kotak yang berisi empat sampai lima gorengan ternyata banyak orang menyukai gorengan Riyadh. Tak seberapa lama, dia pun membuka dua gerai baru.
Dari ketiga gerai itu, total omzet yang didapatnya mencapai Rp 120 juta per bulan, dengan laba sekitar 40 persen dari omzet. Pada Oktober 2010 Riyadh pun resmi menawarkan kemitraan usaha. Hingga kini Riyadh telah memiliki 12 gerai usaha yang tersebar di beberapa kota, antara lain Jakarta, Bekasi, Malang, dan Balikpapan.
Meraih kesuksesan di usia muda mungkin menjadi impian banyak orang. Namun bagi Riyadh Ramadhan impian itu kini telah diraihnya menjadi kenyataan. Bisnis gorengannya tumbuh cukup 'subur'.
"Saya ingin beberapa tahun ke depan bisa go international," ucapnya.
Kisah sukses bisnis gorengan berhasil mengantarkan Riyadh dinobatkan sebagai Entrepreneur Termuda 2010 versi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

10 Cara Usaha Gorengan Beromzet Jutaan Rupiah

Usaha Gorengan banyak kita temui di berbagai tempat. Meski demikian masih banyak lokasi yang bisa kita jadikan ladang bisnis gorengan. Tidak hanya lokasi, setidaknya ada 9 faktor lain yang menjadikan pebisnis gorengan punya omset jutaan rupiah.

Peluang usaha semakin luas bersama dengan kian luasnya pangsa pasar. Tinggal menunggu para pebisnis memulai karirnya dari bidang yang mana. Bila anda yang ingin mengubah sesuatu yang ringan dan biasa menjadi tetap ringan tetapi memiliki nilai plus dan kreatif.
Maka layak apabila anda memikirkan kembali dalam membangun usaha, pasalnya salah satu ide cemerlang satu ini juga perlu menjadi salah satu referensi. Yaitu gorengan, anda mengenal salah satu jajanan yang kian marak dan mudah ditemui ini bukan??. Jajanan yang tak pernah habis terkikis oleh waktu.

Bisnis Gorengan



Dengan masa yang kian berubah dan semakin orang-orang berfikiran maju serta modern, jadi tidak ada salahnya bila anda juga mengikuti perkembangan zaman yang begitu pesat ini. Ini adalah beberapa hal yang membuat bisnis gorengan ini makin laris.
  1. Lokasi penjualan
Hampir semua tempat yang dilewati masyarakat bisa kita jadikan lokasi berjualan gorengan. Tidak harus di alun-alun atau pusat kota. Yang penting lokasinya ramai, parkir gratis, dan aman dari bahaya kebakaran.
Nilai plus jika anda bia berjualan di dekat toko lain. Misalnya di depan Indomaret, samping toko baju, atau di dekat toko buah. 
  1. Tidak perlu gedung yang mahal
Tidak perlu membuka restoran untuk sukses berjualan gorengan. Gerobak yang kecil pun bisa menjadi sumber penghasilan anda. Syarat utama sukses di bisnis ini adalah gorengan yang enak dan sehat.
  1. Menggoreng dengan sehat
Beberapa waktu yang lalu banyak beredar info gorengan plastik. Sekarang masyarakat sudah mulai cerdik membedakan makanan yang sehat dan yang bukan. Anda pun harus menyajikan gorengan yang sehat agar pelanggan tidak lari ke penjual lain.
Selain menghindari campuran berbahaya di gorengan, anda juga  harus rajin mengganti minyak goreng. Minyak goreng ng sudah terlalu hitam umumnya menyajikan rasa yang aneh dan terkesan tidak higienis.
  1. Modal relatif kecil
Bisnis satu ini bisa diawali dengan odal kurang dari 1 juta. Murah bukan? Berikut adalah rinciannya :
Gerobak                        = 500.000
Gas elpiji dan kompor     = 300.000
Peralatan menggoreng    = 190.000
Pisau                              =      6000
Modal Bisnis Gorengan = 996.000
  1. Keuntungan menggiurkan
Dengan modal kurang dari 1 juta. Bisnis ini menawarkan balik modal kurang dari 1 bulan. Keuntungan yang besar ini membuat banyak sekali kita temui pebisnis gorengan di sekitar jalan raya. Berikut ini rincian penghasilan mereka dalam satu hari :
Total penghasilan : 300×700   = 210.000
Bahan baku                           = 148.000
Biaya parkir gerobak              = 2.000
Penghasilan bersih : 60.000/hari atu 1.800.000 perbulan.
  1. Gorengan untuk semua orang
Semua kalangan suka gorengan. Hanya yang takut kolesterol yanng menghindarinya. Siapapun itu, tua muda, miskin kaya, cantik ganteng, semuanya suk gorengan. Makan ini sudah jadi camilan khas Indonesia.
  1. Gampang membuatnya
Membuat gorengan tu mudah. Hampr semua orang bisa. Oleh karena itu, penting bagi sobat untuk memberi nilai tambah agar gorenganmu laku keras.
  1. Riyadh : bisnis gorengan beromzet 120 juta
Pemuda asli Surabaya ini mampu menjual gorengan dengan penghasilan yang fantastis. 120 juta perbulan. Margin keuntungan sekitar 40%. Pemuda ini dinobatkan sebagai entrepreneur muda  oleh Kemenkop UKM pada tahun 2010
Bisnis gorengannya yang bersih dan dipackaging dengan rapi ini mampu menarik pembeli dari berbagai kalangan. Gerobaknya yang unik juga bisa digunakan untuk menjual gorengan riyadh di mall maupun di pinggir jalan
  1. Waralaba

Nah kalau kamu sudah sekeren Riyadh. Punya resep rahasia dan brand unik. Kenapa tidak memulai waralaba.
  1. Peluang usaha gorengan unik
Peluang usaha gorengan unik dan modern makin banyak lho. Dari mulai jamu crispy, kentang kriuk, sampai dengan ide baru lainnya. Nah untuk membaca mengenai gorengan unik, silahkan ke : Usaha Gorengan Unik dan Modern – Makin menggiurkan.